Senin, 15 Mei 2017

Day 4




 Kegiatan Sosial di PANTI LANSIA SANTA ANNA dalam Penerapan Mata Kuliah Character Building bersama Teach For Indonesia (TFI)










PERTEMUAN KEEMPAT


Kelas    : LA23

Dosen   : Agus Masrukhin (D3739)

Waktu   : Rabu, 22 Maret 2017 

Pukul     : 10.00 – 12.00 WIB

Lokasi    : PANTI LANSIA SANTA ANNA (Gg Masda 3 – Jl M No 40 Teluk Gong, Jakarta Utara) 


Tim yang hadir :

Ketua                  :  Sally                                                   (1901460625)

Anggota               :  Helen Siswanto                                   (1901464182)
                              Jessica Eileen                                      (1901464131)
                               Moningka Jonathan William Danny       (1901506696)
                               Rika                                                   (1901458210)


Tim yang tidak hadir : Tidak ada


Pada hari keempat ini adalah hari terakhir kami mengunjungi Panti Lansia Santa Anna. Saat kami tiba di panti ini, beberapa Opa Oma sedang menonton TV dan ada juga yang sedang tidur di kamarnya masing-masing. Kami memulai kegiatan kami dengan berkeliling panti dan mengajak Opa Oma yang sedang bosan untuk mengobrol. Kemudian kami bertemu dengan Oma Martha yang tinggal di lantai dasar dari panti ini. Pertama kali bertemu kami, Oma Martha menyalami kami dan berterima kasih karena kami telah mengunjungi Panti ini. Kami pun disuruh menarik bangku dan  berbincang-bincang dengan Oma ini. Selama kami memindahkan bangku, Oma Martha kembali ke kamarnya dan membawakan aqua gelas untuk masing-masing dari kami. Singkat cerita, Oma ini tinggal di panti ini dikarenakan salah satu anaknya yang sebelumnya tinggal bersama dengannya telah meninggal dunia. Oma Martha pun bercerita kepada kami sampai menangis yang membuat kami pun ikut terharu dan bersedih mendengar cerita dari oma Martha ini. Dari cara penceritaan Oma Martha, kami dapat menyimpulkan bahwa semua Opa Oma yang berada di panti ini sangat kesepian jika tidak mendapatkan kunjungan dari keluarga mereka atau tidak ada visitor yang datang. Oma Martha menceritakan kisahnya secara detail kepada kami yang statusnya sebagai orang asing dikarenakan tidak ada yang mau mendengarkan cerita dan curhatan mereka. Tanpa disadari waktu sangat cepat berlalu dan waktu makan pun telah tiba, kami pun akhirnya berhenti berbincang dan pergi bersama ke ruang makan.

Berbincang-bincang dengan Oma Martha

Kami membawakan mereka nasi kotak yang berisi 4 sehat 5 sempurna untuk dimakan bersama dengan tujuan untuk memupuk kebersamaan yang telah kami lewati selama 3 hari terakhir ini. Kami juga membantu karyawan panti untuk mendistribusikan nasi kotak yang kami bawakan untuk memperdekat hubungan kami dengan para Lansia lain yang belum sempat kami ajak bicara. Pendistribusian makanan ini tidak hanya dilakukan di ruang makan, namun dikarenakan adanya Opa Oma yang kesulitan turun tangga, mereka lebih memilih untuk makan di kamarnya. Kami pun membagi tugas, ada yang mengantarkan makanan langsung ke kamar Opa Oma yang kamarnya di atas, dan ada pula yang menemani dan membantu Opa Oma yang kesulitan makan. Sebelum mereka memulai makan, tidak lupa kami berdoa bersama yang dipimpin oleh Suster. Hal ini sudah menjadi kebiasan bagi Opa Oma sebelum makan. Walaupun Opa Oma disini tidak semua merupakan agama Katolik, namun mereka tetap menghormatinya dengan cara doa bersama. Dari sini kami belajar untuk saling menghormati perbedaan agama yang ada. Seusai doa makan dipanjatkan, Opa oma pun mulai makan, mereka terlihat sangat senang dan memakan makanan yang kami bawakan dengan lahap.
 
Doa bersama dipimpin oleh Suster
 
Menemani Opa makan bersama

Pendistribusian makanan



Foto bersama dengan para Oma setelah makan


Setelah selesai makan, Opa Oma pun kembali ke kamarnya masing-masing. Namun, ada satu Opa yang tidak kembali ke kamarnya, melainkan memilih untuk berbincang dengan kami. Opa tersebut adalah Opa Winoto yang telah menemani kami selama 3 hari terakhir. Selama 3 hari terakhir tersebut, Opa Winoto telah berbagi banyak hal bersama kami. Ia mengingatkan kami betapa pentingnya ilmu pengetahuan dan bahasa asing di kehidupan kerja. Selain itu, Opa Winoto juga sangat terbuka, ia menunjukkan kami foto masa mudanya yang terlihat sangat tampan. Di hari sebelumnya ia meminta untuk berfoto bersama kami dan ingin menyimpan foto tersebut. Untuk itu, di hari terakhir kami menyiapkan hadiah berupa sebingkai foto untuk Opa Winoto yang telah mengajarkan kami banyak hal dan menyambut kami dengan sangat ramah. Kami ikut merasa sangat senang saat melihat Opa Winoto yang terlihat bahagia atas hadiah yang kami berikan.




Opa Winoto yang terlihat senang dengan fotonya

 
Opa Winoto dengan hadiah dari kami





Tidak ada komentar:

Posting Komentar